Tolak Usul Guru Cicipi MBG, PGRI Semarang Bilang Keselamatan Nyawa Tidak Bisa Dijadikan Bahan Uji Coba

12 hours ago 5
Ilustrasi MBG

FAJAR.CO.ID, SEMARANG -- Kasus keracunan massal siswa akibat mengonsumsi menu Makan Begizi Gratis (MBG) di berbagai daerah terus terjadi. Kondisi itu mengindikasikan pemerintah tidak memiliki solusi tepat untuk mencegah keracunan terulang.

Ironisnya, pemerinta mencoba cara instans untuk menghindari siswa keracunan MBG. Salah satu cara instans yang diwacanakan pemerintah yakni meminta guru mencicipi terlebih dahulu MBG tersebut sebelum dibagikan kepada siswa.

Solusi yang terkesan konyol itu tentu saja diharapkan agar guru bisa memastikan MBG tersebut aman dikonsumsi sebelum dibagikan kepada siswa. Namun cara itu tentu saja sangat tidak masuk akal.

Selain justru membahayakan nyawa para guru, cara itu juga akan menyita waktu. Bayangkan jika guru harus mencicipi ratusan atau bahkan ribuan paket menu MBG yang menjadi jatah siswa di sekolahnya. Mencicipi sebagian menu juga tidak bisa jadi alasan bahwa menu MBG tersebut seluruhnya aman.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menolak mentah-mentah wacana Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, yang menugaskan guru sebagai pencicip menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sebelum dibagikan kepada siswa.

Ketua PGRI Kota Semarang, Prof Nur Khoiri menyatakan keselamatan nyawa tidak bisa dijadikan bahan uji coba. Menurutnya, keterlibatan guru seharusnya tidak sampai pada tahap mencicipi makanan.

“Guru ini kasihan kalau harus ikut mencicipi. Kalau ada masalah keracunan, masyarakat pasti menyalahkan sekolah, padahal guru hanya menerima dan mendistribusikan,” kata Khoiri dilansir JPNN.com, Kamis (2/10).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |