Salju dan Hujan Es, Fenomena Langka yang Tetap Seru Dipelajari

7 hours ago 4
Salju menutupi permukaan pesawat dan mengakibatkan delay atau penundaan penerbangan di Denver International Airport, Sabtu (9/11/20204). Foto; Harifuddin/Fajar Online

Oleh: A. Nadia Amalina
(Pelajar)

Salju dan hujan es mungkin terdengar asing bagi kita yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Tapi tahukah kamu? Fenomena ini tetap bisa terjadi di wilayah tropis dan sangat menarik untuk dipelajari, apalagi jika kamu tertarik pada cuaca dan ilmu bumi.

Salju terbentuk ketika uap air di udara membeku langsung menjadi kristal es karena suhu yang sangat dingin, biasanya di bawah 0°C. Uap air ini berasal dari laut, danau, atau sungai yang menguap akibat panas matahari.

Ketika udara di atmosfer mendingin, uap air tersebut berubah menjadi awan. Jika awan terbentuk di suhu yang sangat rendah, kristal es akan terbentuk dan turun ke bumi sebagai salju.

Salju hanya bisa turun jika suhu udara cukup dingin dari awan sampai ke permukaan tanah. Inilah mengapa salju tidak pernah turun di Indonesia.

Suhu udara kita cenderung hangat sepanjang tahun, sehingga butiran es yang semula terbentuk di awan akan mencair sebelum mencapai tanah dan akhirnya turun sebagai hujan biasa.

Berbeda dari salju yang turun di daerah bersuhu dingin, hujan es bisa terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Hujan es terjadi ketika butiran es terbentuk di awan jenis Cumulonimbus dan jatuh ke tanah sebelum sempat mencair. Hal ini bisa terjadi jika suhu di lapisan bawah atmosfer cukup dingin atau jika ada arus udara kuat yang membawa es langsung ke permukaan.

Beberapa kota di Indonesia pernah mengalami hujan es. Di Yogyakarta, fenomena ini terjadi pada 10 Maret 2021 dan kembali terjadi pada 13 Maret 2025. Bandung juga dilaporkan mengalami hujan es pada 25 Maret 2023.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Relationship |