
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gejolak ekonomi dan tekanan pasar, sektor properti di Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, menyebut kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) sebagai contoh sukses pengembangan properti yang terus tumbuh di tengah tantangan.
“PIK adalah salah satu benchmark properti nasional. Meski situasi pasar fluktuatif, pengembangan terus berlanjut hingga PIK 3 dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa jika konsep pengembangannya kuat dan konsisten, pasar tetap merespons positif,” ujar Bambang.
Ia menegaskan, potensi pasar properti nasional masih sangat besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, backlog hunian mencapai 15 juta unit. Artinya, kebutuhan tempat tinggal belum terpenuhi secara maksimal.
“Potensi pasarnya besar sekali. Tapi harus kita akui, lebih dari 70 persen kebutuhan properti saat ini datang dari segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan menengah bawah (MBT),” jelasnya.
Namun di sisi lain, Bambang menyoroti minimnya alokasi subsidi perumahan bagi MBR. Pada 2025, pemerintah hanya menargetkan 420 ribu unit bersubsidi—jauh dari kebutuhan 3 juta unit per tahun.
“Gap ini harus dijembatani dengan kebijakan yang lebih agresif dan dukungan dari semua pihak, termasuk sektor swasta. Tanpa itu, backlog akan semakin sulit dikejar,” tegasnya.
Bambang juga melihat peluang emas bagi investor yang memiliki dana tunai. Saat ini banyak lahan dan properti komersial ditawarkan di bawah harga pasar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: