
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Harga beras yang sempat melonjak meski produksi dalam negeri melimpah, kini mulai berangsur turun.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut penurunan harga tersebut terjadi berkat percepatan distribusi serta pengawasan yang lebih ketat di lapangan.
“Sebagian sudah mulai turun (harga). Terus kita masih melakukan pengawasan. Sekarang yang di ritel modern juga sudah mulai banyak beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) tersedia, walaupun belum 100 persen,” kata Budi di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (20/8).
Menurutnya, lonjakan harga beras nasional bukan karena stok kosong, melainkan masalah distribusi. “Kalau misalnya dari ritel modern saja berkurang (pasokan berasnya), berarti distribusinya. Barangnya kan ada,” jelas Budi.
Untuk itu, Kemendag bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong penyaluran beras SPHP lebih masif agar masyarakat mudah menjangkau. Bulog pun ditugaskan sebagai operator utama, dengan melibatkan berbagai jalur penyaluran, dari pasar tradisional hingga koperasi desa.
Direktur Utama Perum Bulog, Achmad Rizal Ramdhani, menegaskan masyarakat tak perlu khawatir. “Bulog memastikan penyaluran beras SPHP dilakukan secara maksimal demi kemaslahatan masyarakat dan menjaga harga tetap terkendali,” ujarnya.
Saat ini distribusi SPHP difokuskan melalui dua jalur utama. Pertama, pedagang pengecer di pasar tradisional sebagai garda terdepan yang langsung menjual ke konsumen. Kedua, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) sebagai mitra strategis untuk memperkuat akses pangan di tingkat akar rumput.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: