
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan tambang, PT Vale menyebut menekan lebih 1 juta ton emisi CO2eq atau emisi gas rumah kaca siap tahunnya. Itu karena menggunakan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Tiga PLTA itu masing-masing PLTA Larona, yang beroperasi sejak tahun 1979. Kemudian PLTA Balambano pada 1999, dan PLTA Karebba di 2011.
PLTA tersebut, menghasilkan energi inga 365 Mega Watt (MW). Itulah yang digunakan dalam operasional PT Vale, terkhusus dalam peleburan.
“PLTA mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) lebih 1 juta ton CO2eq per tahun. Dibanding penggunaan bahan bakar fosil,” tulis Vale di Instagram resminya @ptvaleindnesia, dikutip Rabu (18/6/2025).
Selain digunakan untuk operasional pertambangan, PT Vale juga menghibahkan 10,7 MW listrik per tahunnya.
Khusus di PLTA Larona, PT Vale menyebut telah menggunakan canal geomembrane linting. Teknologi dan inovasi untuk keberlanjutan yang pertama di Indonesia.
Disebutkan, PLTA bukan hanya soal efisiensi energi, tapi juga langkah menuju pertambangan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
PLT CEO PT Vale Indonesia Tbk Bernadus Irmanto menjelaskan, pada 2024 Vale mencatat emisi GRK sebesar 2.135.742 ton CO2eq. Masih lebih tinggi dibanding 2023 sebesar 2.032.313 ton CO2eq.
“Perseroan terus mencari terobosan untuk memenuhi komitmen mengurangi emisi GRK absolut cakupan 1 dan 2 sebesar 33 persen pada 2030, dan net zero emission pada 2050.
Upaya itu, kata dia, salahsatunya dengan penggunaan energi listrik melalui PLTA. Sumber listrik yang dianggap lebih bersih ketimbang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: