
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Peneliti Human Right Watch (HRW), Andreas Harsono memberi atensi. Terkait pembubaran paksa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang Sarai, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“Di Padang, ibadah dan sekolah Minggu dari Gereja Kristen Anugerah dibubarkan, listrik diputus, pagar rumah dirobohkan, jendela dihancurkan, izin dipertanyakan, dan dua anak terluka,” tulis Andreas dikutip dari unggahannya di X, Senin (28/7/2025).
Diketahui, peristiwa itu terjadi pda Minggu (27/7). Sekelompok massa membubarkan kegiatan ibadah di gereja tersebut. Tidak hanya itu, mereka merusak bangunan gereja.
Polda Sumbar telah mengamankan 9 orang terkait peristiwa itu.
Dilihat dari akun media sosial Komunitas Katolik Garis Lucu, saat pembubaran dan pengrusakan, tampak sejumlah jemaat ketakutan. Khususnya para ibu dan anak-anak.
Beberapa di antara mereka menangis histeris saat dipaksa menghentikan ibadah dan keluar dari gereja. Tampak dalam video tersebut salah seorang massa membawa balok kayu dan memecahkan sejumlah kaca jendela.
“Sudah kami amankan 9 orang, tentunya akan berkembang lagi. Yang 9 orang ini sesuai yang ada di video yang beredar, karena ada bukti-bukti, berdasarkan itu kami amankan semua,” kata Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin sebagaimana dikutip dari pemberitaan Padang Ekspres pada Senin (28/7).
Brigjen Solihin bersama sejumlah pejabat Polda Sumbar lainnya sudah turun langsung ke lokasi kejadian. Mereka hadir untuk menunjukkan keseriusan aparat kepolisian dalam menangani kasus tersebut. Mereka juga ingin memastikan bahwa situasi yang sempat panas sudah kondusif.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: