Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, hubungan yang sehat bukan hanya perkara cinta, tetapi juga komunikasi yang terbuka dan saling memahami. Sayangnya, tidak semua pasangan memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan ekspresif. Ada kalanya, mereka membuatmu merasa seperti berbicara sendiri, bertanya-tanya dalam diam, bahkan harus menebak-nebak isi hati dan pikirannya. Jika dibiarkan, hal ini tentu bisa menimbulkan rasa frustrasi dan perlahan mengikis kedekatan emosional di antara kalian.
Bagi banyak perempuan, berbagi cerita dan perasaan bukan sekadar rutinitas, melainkan cara untuk merasa terhubung secara emosional dengan pasangan. Namun, bagaimana jika pasanganmu justru lebih memilih diam atau enggan mengutarakan isi pikirannya? Tentunya, hal ini bisa membuat hubungan jadi terasa berat sebelah.
Sebelum rasa frustrasi mengambil alih dirimu dan akhirnya menciptakan jarak di antara kalian, ada baiknya memahami cara menyikapi situasi ini dengan lebih bijak dan penuh kesadaran. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba saat menghadapi pasangan yang kurang komunikatif, agar hubungan tetap sehat, penuh pengertian, dan jauh dari kesalahpahaman.
Pahami Gaya Komunikasi Pasangan
Setiap orang pasti memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan diri. Ada yang merasa nyaman bicara langsung dan terbuka, tapi ada juga yang butuh waktu dan ruang untuk bisa menyampaikannya. Jika pasanganmu termasuk tipe kedua, hal itu bukan berarti dia tidak mempercayaimu sebagai tempat untuk berbagi keluh kesah. Bisa jadi, dia sedang memproses sesuatu atau memang tumbuh dalam lingkungan yang tidak terbiasa membicarakan perasaan.
Cobalah memahami latar belakang dan pola komunikasi pasangan tanpa menghakimi. Saat bisa melihat dari sudut pandangnya, kamu akan lebih mudah mencari pendekatan yang sesuai.
Hindari Memaksakan Obrolan Saat Suasana Tidak Kondusif
Memaksa pasangan untuk berbicara ketika suasana hati atau kondisi sekitar sedang tidak mendukung, justru bisa memperburuk situasi. Alih-alih mendapat solusi, percakapan kalian malah bisa berujung salah paham dan saling menyakiti. Karena itu, penting untuk menunggu momen yang tepat saat kalian sama-sama dalam keadaan rileks, tidak terburu-buru, dan tidak kelelahan secara fisik maupun mental.
Dalam suasana yang tenang dan nyaman, pasangan cenderung lebih terbuka dan bersedia mendengarkan. Kamu pun bisa menyampaikan isi hatimu dengan lebih jernih, tanpa dibalut emosi atau nada menyudutkan.
Gunakan Bahasa yang Hangat dan Tidak Menyudutkan
Saat berbicara dengan pasangan yang kurang komunikatif, penting untuk menghindari nada yang terdengar menyudutkan atau menghakimi, karena hal tersebut hanya akan membuat pasangan semakin menutup diri. Alih-alih berkata "Kamu tidak pernah cerita apa-apa ke aku, sih!", kamu bisa mengataka, "Aku senang deh, kalau kamu cerita apa yang kamu pikirkan, karena itu bikin aku merasa lebih dekat sama kamu."
Pilihan kata yang lembut dan penuh empati mampu menciptakan ruang aman dalam hubungan. Saat pasangan merasa tidak dihakimi, mereka akan lebih mudah membuka diri dan berbagi pikiran. Karena komunikasi yang baik bukan hanya soal apa yang disampaikan, tapi juga bagaimana cara kita menyampaikannya.
Latih Kesabaran dan Konsistensi Dalam Dirimu
Mengubah gaya komunikasi seseorang bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Dibutuhkan kesabaran dan konsistensi untuk membangun kepercayaan mereka secara bertahap. Jika kamu terus memberikan respon positif setiap kali pasangan mulai sedikit terbuka tentang pikiran atau perasaannya, hal itu bisa menjadi dorongan baginya untuk lebih sering melakukannya.
Jangan mudah merasa putus asa jika perkembangan terasa lambat. Karena yang paling utama adalah kamu dan pasangan sama-sama memiliki keinginan tumbuh bersama, saling mendukung, dan berusaha memahami satu sama lain dengan penuh kesabaran.
Ajak Pasangan Bicara tentang Harapan dalam Hubungan
Seringkali, pasangan tidak menyadari bahwa sikap tertutupnya bisa membuat kamu merasa jauh. Untuk itu, cobalah ajak dia berdiskusi santai tentang harapan kalian dalam hubungan ini. Jelaskan bahwa komunikasi yang sehat bukan soal membicarakan segalanya tanpa batasan, melainkan tentang saling berbagi, sekecil apa pun itu.
Sahabat Fimela, menghadapi pasangan yang kurang komunikatif memang menantang, tapi bukan berarti hubungan itu tidak bisa dipertahankan. Selama masih ada kemauan untuk saling memahami dan bertumbuh, selalu ada jalan untuk memperbaiki kualitas komunikasi. Semangat, ya!
Because every female is Fimela.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.